DUA BABAD BLAMBANGAN PUSAKA WARISAN BUPATI BANYUWANGI


gandrung watu dodol
Tahun 1828, Bupati Banyuwangi, Tumenggung Surahadinegara, juga memerintahkan sekertarisnya untuk menulis sejarah Blambangan dalam sebuah Babad.
Beliau menyebut bahwa Negeri Kedhawung yang merupakan asal muasal Blambangan-Banyuwangi tidak berlokasi di Kuthadawung, Umbulsari (di Jember) tapi diubah menjadi Kedhawung Sraten (di Banyuwangi).
Dengan demikian, generasi yang akan datang hanya tau bahwa Blambangan itu Banyuwangi saja. Padahal Blambangan wilayahnya meliputi Gunung Brahma sampai Selat Blambangan.
.
______________________________________________
.
Sedangkan Bupati kesepuluh Banyuwangi, Tumenggung Haryo Notodiningrat selama empat tahun (1915-1919) berhasil menyusun sebuah buku tentang sejarah Blambangan yang lain lagi.
Babad karya nya diantaranya merujuk Babad Kadhiri, Serat Damarwulan, Babad Tanah Jawi, dan laporan-laporan Belanda era sebelum dirinya berkuasa.
Wajar saja jika dalam Babad tersebut dia menyebut leluhur Blambangan berasal dari tokoh kontroversial, Menak Jinggo.
Dia berani menulis demikian karena dirinya sendiri bukan dari keturunan asli raja-raja Blambangan sebelumnya.

oleh : Mas Aji Wirabhumi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELACAK SANG MENAK JINGGO

PERJUANGAN KI AGUNG WILIS

SEJARAH DESA BENCULUK (Bagian 1)