BLAMBANGAN, SEJARAH YANG KIAN TENGGELAM
Dari berbagai kronologi sejarah yang telah di telusuri dengan ekspedisi di situs yg tercatat dalam literatur, mulai terbuka wawasan sejarah terutama bagi saya pribadi.
Pada awalnya memang dari cerita tutur saya mempercayai BONGGOL sejarahnya karena saya yakin dalam penyampaian dari generasi ke generasi pasti ada tambahan dan pengurangan karena di sampaikan secara lisan.
Hingga akhirnya komunitas kecil sepakat untuk mengeksplore dan mendiskusikan beberapa poin penting dalam sejarah. Terutama mengembangkan dan mengekspedisi situs yang pernah ada pada masa lalu untuk kemudian mencocokkan dengan literatur.
Ambil contoh Banyualit, Ulupampang, Setinggil, Kuto Lateng, Wijenan, Gumukagung Wilis, Bayu, Macan Putih, Balekambang dan banyaj tempat lain yang erat kaitannya dengan Blambangan. Itu masih yang sekarang ada di wilayah administratif Banyuwangi. Belum yang dari wilayah administrasi lain seperti Situbondo, Bondowoso, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan beberapa tapal batas wilayah Blambangan Raya.
Namun sangat disayangkan, beberapa nama yang menjadi tempat "pecaheng dodo, muncrating ludiro, pisahing nyowo" harus hilang dan tergantikan karena satu dan lain hal.
Mengapa itu terjadi? Apakah penyebabnya? Apakah resikonya di masa depan? Apakah akan terpuruk dengan "kotak-kotak" pikiran karena perbedaan yang sudah menjadi GARIS?
Kita sudah BERBHINEKA mulai dari "mbrojol" dari garba Pertiwi. Tapi ada pemisahan bahwa kesatuan dari BHINEKA adalah KESATUAN DHARMA dari masing-masing personal kita.
Adakah jawabannya?
Kita wong Blambangan yang tergerak mengetahui sejarah runtut mulai dari penempatan Pemimpin Blambangan Pada Era Majapahit hingga setelah penguasaan Penjajah melaui Tumpes Kelor.
Panduan yang mendekati benar menurut versi Pujangga Nusantara sebagai sumber utama dan beberapa catatan pendukung untuk membandingkan tahun,kronologi dan tempat.
#menguakMisterisejarahBlambanganRaya
Oleh : KI GEDE BANYUALIT
Publish :Team BKX
Komentar
Posting Komentar