ILANGE BELAMBANGAN, BANYUWANGI GANTINE

A.Bupati Blambangan keempat adalah Bupati Banyuwangi pertama
.
Pada hari selasa 1 Pebruari 1774, Belanda mengangkat Mas Alit putera Mas Bagus Puri (dengan puteri Cakraningrat IV) sebagai Bupati Blambangan Timur keempat. Prosesi pengangkatan itu dilaksanakan di benteng Teluk Pampang dan dihadiri petinggi VOC beserta para bupati daerah jajahan dari Pesisir Utara Jawa dan Madura. Mas Alit kemudian bergelar Tumenggung Wiroguno I dan berkedudukan sementara di Benculuk, Cluring (sekarang menjadi Samsat dan TK Tunas Rimba Benculuk).
Penggunaan nama Wiroguno dinisbatkan kepada kakeknya yang merupakan salah satu putera selir Susuhunan Tawangalun II. Hal ini untuk menunjukkan legalitasnya sebagai Bupati karena masih memiliki hubungan darah dengan Raja terbesar Blambangan itu.
Sementara, Benculuk dipilih karena merupakan daerah sentral wilayah Blambangan Timur yang netral dan jauh dari kemungkinan serangan musuh VOC yang bermarkas di Pulau Nusa Barong (Puger, Jember), maupun dari pengikut Rempeg Jogopati dan Sayuwiwit di Banyu dan sekitar Gunung Rahung.
Namun, pada masa pemerintahan Mas Alit rupanya masih banyak pejuang Blambangan sisa-sisa dari Laskar Bayu yang meneruskan gerilya melawan penjajahan VOC. Karena itu, Mas Alit (Tumenggung Wiroguno I) yang masih kecil (umur 17/18 tahun) itu merasa takut jika ditempatkan berjauhan dari benteng VOC-Belanda di Banyuwangi dan Teluk Pampang (Muncar), maka dia meminta perkenan VOC-Belanda agar diijinkan dan dibuatkan istana di dekat benteng VOC-Belanda.
Lokasi di Banyuwangi dipilih dan dibangunlah Pendopo Kabupaten. Sejak itu Wong Blambangan mulai bermukim di sekitar pendopo, sebuah kota baru terbentuk bernama Banyuwangi dan nama Blambangan tidak lagi dipakai. "Ilange Belambangan, Banyuwangi gantine"
Sampai dengan tahun 1775, wilayah Blambangan Raya dari Lumajang sampai Banyuwangi telah dipecah belah menjadi lima Regentschap yang seluruhnya dipimpin antek-antek VOC.
.
B. Perang Gambiran 1781-1782...
.
Tahun 1781, Pangeran Singo menggerakkan amsyarakat untuk angkat senjata melawan penjajahan VOC di Banyuwangi bersama sisa-sisa laskar Bayu yang hidup berpindah-pindah. Pangeran Singo ini masih termasuk keturunan Dinasti Tawangalun. Namun perjuangan Pangeran Singo tidaklah berlangsung lama karena dua kurirnya tertangkap oleh pasukan Kabupaten saat akan menyeberang ke Jembrana guna meminta bantuan senjata pada Raja Jembrana II, Anak Agung Gde Djembrana (1755-1790). Dua kurir tersebut kemudiaan dibawa ke benteng Teluk Pampang dan disiksa agar mengaku sehingga terpaksa mereka membongkar markas persembunyian Pangeran Singo dan sang pemimpin itu dapat ditangkap oleh laskar Kabupaten dan VOC.
Selang beberapa hari, Bagus Dalem Patrakusuma alias Mas Serandhil juga muncul di Gunung Dupa (Gambiran) untuk memimpin perjuangan melawan VOC. Peperangan sporadis para ksatria Blambangan kemudian dilanjutkan oleh pangeran yang bergelar Prabu Sukma Manguntapa dengan patihnya Ronggopati ini.
Pemberontakan Mas Serandhil ini diakhiri oleh gempuran VOC bersama pasukan Kabupaten ke Gunung Dupa/Gambiran. Pejuang terakhir itu dapat meloloskan diri ke selatan. Perjuangan Mas Serandhil akhirnya juga dapat dibumihanguskan oleh penjajah.
Mas Alit sendiri tetap memerintah di Banyuwangi selama Sembilan tahun (1774-782), kisahnya berakhir di Sedhayu Gresik. Saat itu dia sedang dalam perjalanan bersama para bupat-bupati Jawa Timur (anak buah VOC) menghadap petinggi Belanda di Semarang. Sesampainya di perairan Sedhayu/Gresik, kapal mereka diserang pejuang rakyat yang anti VOC dan anteknya. Mas Alit tertembak dan tewas. Ia kemudian dimakamkan di Sedhayu dekat Gresik. Untuk melanjutkan peemerintahan di Banyuwangi, VOC menunjuk adik Mas Alit yang bernama Mas Sanget. Dia mengikuti kakaknya dengan memakai gelar Tumenggung Wiroguno II (1782-1818) sebagai Tumenggung Banyuwangi kedua.
.
Sumber Rujukan:
1. Suluk Balumbung,
2. Babad Tawang Alun,
3. Daghregister Belanda,
4. dll

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELACAK SANG MENAK JINGGO

PERJUANGAN KI AGUNG WILIS

SEJARAH DESA BENCULUK (Bagian 1)