KILING BLAMBANGAN ( Warisan Leluhur dari Buyut Wongso Karyo)


Kiling (baling-baling) sudah bukan barang baru bagi masyarakat Blambangan (terutama di Banyuwangi). Sampai saat ini, Kiling masih sering digunakan sebagai hiburan bagi masyarakat yang khusus hoby menggunakan Kiling. Dari berbagai Exppedisi, Kiling banyak di lihat di seputaran Macan Putih, Kemiren, Glagah. Kiling ini memerlukan biaya yang cukup fantastis. Pembuat Kiling akan mengeluarkan biaya minimal 2,5 juta rupiah. Bahkan bisa lebih besar tergantung pada bahan dan ukuran.
Namun dibalik hoby ber-kiling-kiling ria, Kiling memiliki nilai historis. Kiling berkaitan erat dengan berdirinya Kerajaan Blambangan terutama di Macan Putih. Kiling ini erat kaitannya dengan Buyut Wongso Karyo yang menjadi penasehat utama Prabu Tawang Alun ketika memerintah di Kerajaan Macan Putih. Buyut Wongso Karyo sendiri belum tahu pasti keturunan dari siapa. Menurut juru kunci adat di wilayah Cungking, Wongso Karyo kecil mendapat tugas dari yang diikuti (entah orang tua atau induk semang) untuk menjaga sawah yang ditanami padi. Pada masa itu berada di Baluran. Ketika kecil (selayaknya anak kecil) Buyut Wongso Karyo suka bermain baling-baling sambil berlarian di tengah sawah.
Ada hal menarik ketika membahas Kiling. Pada umumnya masyarakat akan ketakutan ketika melihat ada angin besar datang. Tapi bagi masyarakat (Blambangan) yang menggunakan Kiling justru akan tergesa-gesa memasang Kiling di tempat yang berpotensi angin besar. Secara ilmiah perputaran Kiling memiliki kemampuan aerodinamis dalam memecah angin sehingga angin menyebar secara merata bukan lagi menjadi kumpulan angin puting beliung yang berpusat di satu titik.
Mengurut dari latar belakang masa kecil Buyut Wongso Karyo, saya berasumsi karena (mungkin) kiling masa kecil saat bermain berdampak pada hama/burung yang lari karena suaranya akhirnya diciptakan Kiling dalam ukuran Jumbo yang memiliki suara khas yang mampu mengendalikan hama sehingga Buyut Wongso Karyo mampu mendukung logistik rakyat Blambangan menjadi sumber (Lumbung) pangan. Konon Blambangan tidak hanya mampu mendukung sumber pangan pada masa kerajaan Macan Putih saja. Pada masa pendahulunya Wilayah Timur Jawa sudah eksis semenjak era Singasari dan Majapahit.
Berdasarkan sumber google yang mengambil buku Babad Tawang Alun Karya Winarsih menyampaikan peran Buyut Wongso Karyo dalam menyikapi perselisihan dengan Pangeran Kadilangu. Melalui keris Gagak Remang yang dimiliki oleh Buyut Wongso Karyo yang pada intinya membela kedaulatan Bumi Blambangan. Namun di lain pihak Blambangan yang berdaulat diselisih pahamkan dengan berbagai kepentingan terutama dalam bidang sejarah.
Karena minimya referensi tentang sejarah Blambangan, sering terjadi kontroversi ketika membahas Blambangan. Namun, bagi penulis itu merupakan bentuk pengayaan dalam mengambil inisiatif berdasarkan referensi yang penulis dapat. Semoga leluhur Blambangan yang sudah berjuang melalui berbagai media perjuangan masa itu disempurnakan darma baktinya. Sebaliknya penerus perjuangan di beri kesadaran dalam mengambil dan memaknai spirit dalam membela ibu pertiwi.
Rahayu Jagad Blambangan
Rahayu Waluyo Jati Mboten Kirang Ing Pambagyo

====================================================================================
Oleh : Ki Gede Banyualit
publish : Mas Anom Mahaneru
BKX NEWS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELACAK SANG MENAK JINGGO

PERJUANGAN KI AGUNG WILIS

SEJARAH DESA BENCULUK (Bagian 1)