SAYEMBARA MENANGKAP SAYU WIWIT


Perang Semesta Blambangan II yang terjadi tahun 1771-1774, adalah salah satu perang terberat yang dialami Belanda saat menjajah Indonesia. Perang yang terjadi di ujung timur Jawa tersebut, jauh sebelum Perang Diponegoro berlangsung.
Ini adalah perang yang tak hanya menguras biaya besar, tapi juga menelan korban jiwa sangat banyak.

VOC mengerahkan 10 ribu personil, dilengkapi senjata canggih termasuk alat-alat berat.

Sekitar 72.000 penduduk Blambangan tewas.
1.600 prajurit Bali pro-Blambangan juga tewas

Belanda juga harus kehilangan
77.262an serdadu pribumi, dan
3.032an tentaranya sendiri.

Tidak hanya itu, Belanda juga harus menguras kasnya dalam-dalam. Biaya perang yang harus dikeluarkan Belanda selama memerangi Blambangan sangat mahal setara 8 ton emas atau Rp. 4.543.811.824.000 jika dirupiahkan dg nilai saat ini.
Biaya perang yang sangat fantastis untuk ukuran waktu itu.

Belanda memang kerepotan untuk menaklukkan Blambangan yang saat itu dikomando oleh Mas Rempeg, Sayuwiwit, dan pasukannya. Bahkan saking kewalahannya untuk meringkus Sayuwiwit, Belanda sampai harus menggelar sayembara yang ditujukan bagi siapa saja diantara pasukannya yang dapat menangkap Sayuwiwit dalam keadaan hidup atau mati.

Belanda menghargai kepala Sayuwiwit seharga 100 ronde matten (78 juta peseta spanyol jika dinilai sekarang). Jadi, bagi siapa bisa menangkap, dan membawa kepala sang Susuhunan Ratu Gunung Raung  itu, berhak atas hadiah besar tersebut.

Hadiah tersebut dimenangkan oleh komandan kompeni di Jember, Vaandrig Fischer.

Selamat Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi ke-246
18 Desember 1771 - 18 Desember 2017

................
Oleh : Mas Aji Wirabhumi
*Penulis Buku, SULUH BLAMBANGAN
Publish : Mas Anom Mahameru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELACAK SANG MENAK JINGGO

PERJUANGAN KI AGUNG WILIS

SEJARAH DESA BENCULUK (Bagian 1)