Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

SEJARAH DESA BENCULUK (Bagian 2)

Gambar
BENCULUK IBUKOTA TERAKHIR Pasca Perang Bayu 1771-1774, Belanda mengangkat Bupati Baru untuk Kabupaten Blambangan atau Blambangan Timur. Dalam buku Lingkar Waktu, Suhalik menyebutkan bahwa tanggal 7 Desember 1773 terdapat resolusi pengangkatan Mas Alit sebagai Adipati Blambangan oleh VOC, yang mana pusat pemerintahannya adalah di Benculuk. Mengapa di Benculuk, menurut Samsubur dalam buku Sejarah Kerajaan Blambangan, karena bupati sebelumnya yani Tumenggung Jakasanegara (1772-1774) berkedudukan di Benculuk, maka Mas Alit tinggal meneruskan dan menempati bekas kediaman Tumenggung Jaksanegara di Benculuk. Artinya, sebelum Mas Alit, Tumenggung Jaksanegara juga bertempat di Benculuk. Kantor Desa Benculuk Ibukota di Benculuk ini hanya sementara, karena oleh Gezaghebber Luzac dianggap terlalu jauh dari pantai dan terancam oleh sisa-sisa para pejuang Balambangan. Selanjutnya diusulkanlah tiga daerah sebagai calon ibukota baru: 1. Lateng, 2. Lopampang, 3. Pakisiram, Atau tempat la

PARA PENGAWAL GUNUNG BAYU

Gambar
Balambangan telah kehilangan raja terakhirnya, setelah Pangeran Balambangan III Agung Wilis pada tanggal 18 mei 1768 tertangkap di Banyualit dan kemudian dibuang bersama puteranya, Mas Stradi, ke Banda. Namun hal itu bukan peperangan terakhir di Balambangan, justeru menjadi awal perang sporadik yang akan bertubi-tubi sampai 37 tahun kemudian. Keadaan yang sulit di Balambangan tersebut sampai membuat Gubernur Jenderal kompeni di Batavia, P.A. van der Parra meminta saran dari Pangeran Orange di Negeri Belanda. Dia mengatakan bahwa dirinya dan anak buahnya sudah tidak tahu lagi, apa yang harus mereka perbuat untuk menundukkan Balambangan. Seusai Agresi Militer kedua kompeni tahun 1768, Gezaghebber Joan Everard Coop a Groen kembali ke Surabaya. September 1769 dia tewas karena wabah aneh. Pengganti Joan Everard Coop a Groen sebagai Gezaghebber Surabaya adalah Hendrik Breton. Dia mengangkat Jacop Guttenberger dan Johan Gotlieb Jenengen sebagai Residen sementara di Balambangan yang menjabat