Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

FITNAH TERHADAP BALAMBANGAN (Bagian IV)

Gambar
Sebelum memasuki bagian keempat dari daftar Fitnah Terhadap Balambangan ini, perlu kiranya penulis ingatkan bahwa, segala apa yang kami tulis selama ini, sama sekali tidak untuk menyalahkan atau membantah asumsi mayoritas publik penggemar sejarah atau cerita atau bahkan mitos dan dongeng tentang Balambangan. Kami hanya mengajak berfikir saja, terhadap apa yang sama-sama kita cintai dan kita banggakan tersebut. Balambangan. Maka kali ini, kita akan membahas tentang Fitnah keempat. Fitnah paling lucu tentang Balambangan, dimana setelah sebelumnya Balambangan kita ini dituduh sebagai Penculik Gadis, Pencuri Keris, juga difitnah Tidak tahu Budi, dan difitnah sebagai sebab Runtuhnya Majapahit dalam Paregrek. Kesan yang dibangun adalah Balambangan musuh besar Majapahit. Begitu bukan? Disinilah lucunya. (4) Runtuhnya Majapahit 1478 (Brawijaya BUTUH bantuan Balambangan) Inilah cerita tentang runtuhnya Majapahit tahun 1478 yang kata Sejarawan Belanda Penjajah, hancurnya Majapahit karena sera

HARJABA ATAU HARJAKABA ?

Gambar
Usia Banyuwangi sudah 247 tahun! Ini usia Kota Banyuwangi apa Kabupaten Banyuwangi? Kalau disebut HARJAKABA (Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi), mungkin benar. Tapi untuk disebut HARJABA, ah nanti dulu! Dalam tulisan ini, aku tidak bermaksud menggugat perayaan dan peringatan HARJABA, tidak. Sepenuhnya aku mendukung, dan buktinya aku selalu berusaha untuk bisa menghadiri event yg berkaitan dengannya. Walaupun kenyataannya yang kita peringati adalah HARJAKABA dan bukan HARJABA. Lalu apa beda HARJABA dengan HARJAKABA? Begini saudaraku. HARJABA 18 Desember 1771 ini menurut Suhalik dalam bukunya Lingkar Waktu, disepakati oleh para pemangku kepentingan kala itu sehingga identik dengan faktor perlawanan terhadap VOC agar lebih patriotik. Maka jatuhlah pilihan itu pada peristiwa kemenangan Mas Rempeg dalam salah satu babak Perang Bayu, 18 Desember 1771. Dari sini saja tidak ada hubungannya dg Berdirinya Kabupaten Banyuwangi yang menurut catatan De Jonge yang diamini oleh Sejarawan UGM Sri Marga

FITNAH TERHADAP BALAMBANGAN (Bagian III)

Pada pembahasan sebelumnya kami telah memaparkan dua fitnah tentang Balambangan, yakni Balambangan difitnah sebagai penyebab runtuhnya Majapahit dalam Paregrek 1401-1406 dan Balambangan difitnah tak tahu terimakasih atas bantuan Syaikh Maulana Ishaq. Hari ini kita akan melihat dua fitnah lagi. Kali ini Balambangan difitnah sebagai pelaku kriminal. Adipati Balambangan dituduh mencuri keris pusaka Majapahit dan juga dituduh menculik salah satu Puteri Majapahit. Heran, kenapa juga para penulis jaman klasik suka banget meng-antagonis-kan Balambangan dalam karya mereka. Ceritanya begini. (3) Keris Pusaka Majapahit Dicuri (Balambangan Pencuri?) Kisah ketiga adalah kisah tentang hilangnya keris pusaka Majapahit, Kyai Sangkelat, yang katanya dicuri oleh Raja Balambangan yang entah siapa nama Raja Balambangan yg dituduh itu, karena pengarang cerita tidak menyebutkan nama. Yang jelas, kemudian raja Majapahit, yang lagi-lagi bernama Brawijaya, mengutus Mpu Supo untuk mencurinya kembali dari

FITNAH TERHADAP BALAMBANGAN (Bagian II)

Gambar
Fitnah kedua terhadap Balambangan kali ini seperti berusaha menunjukkan bahwa kerajaan di ujung timur Jawa ini seolah tidak tahu Budi. Ini adalah kisah tentang Syaikh Maulana Ishaq. (2) Syaikh Maulana Ishaq (Apa salah Syaikh Maulana Ishaq pada Balambangan?) Terdapat satu cerita tentang wabah yang melanda Balambangan sekitar abad XIV. Kisah ini dimuat dalam Babad Walisongo dan Babad Tanah Jawi. Dalam kisah itu, hadirnya Syaikh Maulana Ishaq adalah sebagai penolong penduduk Kadipaten untuk sembuh dari wabah. Disana dikisahkan bahwa Kadipaten Balambangan tengah diserang wabah lalu Adipati mengadakan swayamwara. Jadi sang Adipati MENGUNDANG siapapun yang bisa mengobati rakyat dan terutama puterinya yang juga terjangkit wabah. Singkat cerita, Sang Syaikh berhasil mengobati bukan hanya Puteri sang Adipati yang bernama Dewi Sekardadu atau Dewi Kasiyan itu, tapi bahkan seluruh rakyat Balambangan akhirnya tertolong. Dan sebagaimana janji sang Adipati sendiri, Sang Syaikh dinikahkan dengan S

FITNAH TERHADAP BALAMBANGAN (Bagian I)

Gambar
Sejarah seharusnya membuat kita belajar dan sadar akan pentingnya mempersiapkan masa depan dengan lebih baik. Sejarah seharusnya memberi kita arah untuk menjadi lebih baik, lebih cerdas mengambil langkah di masa kini dan masa depan. Sejarah seharusnya menjadi sumber motivasi bagi siapapun yang mempelajarinya. Begitu pentingnya sejarah sampai-sampai dalam kitab suci 75% isinya adalah sejarah. Namun sayangnya karena kepentingan sesaat sejarah hanya menjadi alat untuk memperkuat dan melanggengkan kekuasaan, akibatnya tidak sedikit fakta-fakta yang tidak diungkap secara utuh, ada yang ditutup-tutupi, dimanipulasi, bahkan sengaja dihapus. Ada banyak kepentingan yang bermain dalam penulisan sejarah, terutama masalah politik. Demikian pula sejarah Balambangan. Pokok kalau Balambangan itu, harus salah dan harus kalah. Contoh... 1. Paregrek 1401-1406 (Balambangan penyebab hancurnya Majapahit?) Setiap kita membaca sejarah Majapahit, maka pada bagian akhir akan menemukan rangkaian kalimat yan