GESAH BARENG PERUPA DAN SEJARAWAN BLAMBANGAN
Banyuwangi- Suksesnya pagelaran pameran lukisan patung dan fotografi bertajuk laras di Gedung Wanita Banyuwangi awal bulan lalu membuat panitia pagelaran mengadakan acara tasakuran dengan mengundang sejumlah perupa, budayawan dan sejarawan di Banyuwangi.
Acara yang dihelat di Aula SMA NU Gombengsari tanggal 01 Desember 2019 ini diberi tajuk "Gesah Bareng Perupa Dan Sejarawan Blambangan" ini pun berlangsung Gayeng, Kent Ali selaku wakil panitia dan tuan rumah mengatakan bahwa acara ini digagas sebagai rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan pameran lukisan bulan lalu, bahkan bisa dikatakan bahwa acara itu adalah acara tersukses dari acara serupa dari tahun tahun sebelumnya, oleh karena itu panitia berinisiatif membuat acara tasakuran.
Dalam acara gesah ini dibuka oleh paparan Bhogi Bayu yang mengatakan bahwa Blambangan ini adalah sebuah kerajaan besar yang multi etnis sehingga wajar jika hingga kini ada beragam budaya yang berkembang di Banyuwangi yang merupakan bagian dari kerajaan Blambangan. Pria yang juga anggota Dewan Kesenian Blambangan (DKB) ini juga menjelaskan tentang Silsilah dari Sayu Wiwit yang merupakan salah satu pejuang wanita dari Blambangan yang kebetulan ditanyakan dari Tjipto Roso salah seorang budayawan Banyuwangi dari Kecamatan Cluring.
Tjipto Roso mengatakan juga kenapa dia bertanya soal Sayu Wiwit, sebab ada salah satu budayawan Banyuwangi yang pernah menulis bahwa Sayu Wiwit telah berselingkuh dengan Wong Agung Wilis yang notabene adalah mertuanya sendiri. Karena kecintaan nya terhadap Blambangan Tjito roso mengatakan itu sambil meneteskan air mata.
Salah satu yang menarik acara yang digelar sederhana ini juga dihadiri oleh Muhammad Isfironi seorang Dosen dari salah satu Universitas di Situbondo yang mengatakan bahwa semangat penulisan sejarah di banyuwangi sangat luar biasa, mungkin hanya perlu ditambahkan bagaimana metodologi penulisannya sehingga kedepan bisa diterima masyarakat sejarah secara luas.
=============================
BKX News
Oleh : Mas Anom Mahameru
Editor & Published : Nur Wahid Aziz
Komentar
Posting Komentar